Papua Dibagi Jadi 5 Wilayah Budaya, Ini Penjelasan Akademisi Uncen Pada Calon Paralegal Klasis GKI dan Supiori

Biak Numfor, PAPUA – Usai mengikuti Acara Pembukaan Pelatihan Paralegal (15/9) bagi Para Pendeta Klasis GKI Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten Supiori bertempat di Ball Room Hotel Swissbel Hotel, hari ini dilanjutkan Pelatihannya. Jum’at 16/09/2022)

Pelatihan Paralegal Angkatan IV yang diselenggarakan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Papua kepada Para Pendeta memasuki hari ke 2 diawali dengan Materi Mengenal 2 Wilayah Budaya di Papua.

Materi ini disampaikan oleh Akademisi Universitas Cenderawasih tentang mengenal Struktur Masyarakat di Lima Wilayah Budaya di Provinsi Papua oleh Hanro Yonathan Lekitoo.

Menurut Yonathan Wilayah Adat ini dilihat dari aspek Sosiologis Masyarakat menyangkut relasi-relasi pokok dalam Masyarakat, Relasi Masyarakat Perdesaan, Masyarakat Perkotaan, Rekasi Gender, Relasi antar generasi, relasi dalam kerja, Relasi alam dan Sosial.

Juga dilihat dari Memetakan Konteks sosial pada 5 Wilayah Budaya yang ada di Papua dengan mengkaji Masyarakat Homogen dan atau Majemuk (suku, agama, ras) dilihat dari Struktur sosial tradisional (Egalitarian society, Rank society, Stratified society)
Struktur modern (politik, birokrasi, ekonomi-bisnis; pendidikan, agama).Struktur Gender Struktur Generasi

Berbagai pendekatan Pembangunan di Tanah Papua dengan Penyebutan Pembagian 5 Wilayah Adat selama ini, harus diluruskan karena yang benar adalah 5 Wilayah Budaya Papua, karena terdapat 7 Unsur yang masuk dalam alasan kenapa bukan 5 Wilayah Adat” melainkan “5 Wilayah Budaya Papua” dengan 9 Riset dan penelitian diantaranya, Agama, Bahasa, Kesenian, Mata pencaharian, Pemerintahan yang didalamnya terdapat adat, Alat-alat pakai Rumah Tangga, Kekerabatan (Kuncoro Ningrat) dan 2 tambahan pemikiran Don Flassy yakni Manusia & Lingkungan.

Hal diatas tentu atas kajian dari Lembaga Riset Papua, Praat niet over Papua zonder kennis van land en volk (Jangan bicara soal Papua tanpa tahu tentang tanah dan penduduknya).

“Aspek dan Prospek Seni Budaya Papua Berisikan Wilayah Budaya di Papua,” Ungkapnya.

Wilayah Tanah yang sangat luas membuat Papua pulau terbesar ke dua di dunia. Wilayah daratan merupakan daerah bergunung-gunung namun kaya dengan hutan hujan tropis (tropical rain forest) yang masih perawan menantang untuk dijelajahi dan menarik untuk diteliti.

Puncak Jaya (Carstenz Pyramid) merupakan puncak yang senantiasa diselimuti salju abadi yang di bagian selatannya terdapat Taman Nasional Lorentz seluas 21.500 km2 adalah salah satu kawasan konservasi terluas dan bervariasi di dunia.

Terdapat ragam kekayaan hayati yang tersebar di sejumlah ekosistem mulai dari daerah berawa di pantai selatan sampai ke puncak gunung yang tingginya 4000 m di atas permukaan laut. Dari daratan mengarah ke laut tertata keunikan ekosistem terumbu karang, pesisir pantai, laut dangkal maupun laut dalam dan samudera.

Ada pula Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Ekosistem Kepulauan Raja Ampat, Ekosistem Kepulauan Padaido di Biak, pula Ekosistem Estuaria hutan mangrove Teluk Bintuni dan Ekosistem mangrove yang menyebar mulai dari Mimika sampai ke Merauke, kesemuanya menyimpan sejumlah rahasia alam yang perlu diteliti, Terdapat sekitar 251 suku bahasa dalam 5 Wilayah Budaya” merupakan objek riset yang sangat unik.

Diakhir Materi dilakukan sesi diskusi bersama Peserta Paralegal yang sangat aktif bertanya kepada Narasumber. Hadir langsung juga Kakanwil Kemenkumham Papua, Anthonius M. Ayorbaba bersama Kadiv Yankumham, Mohamad Mufid memantau secara langsung proses pelatihan Paralegal, sebelum bertilak ke Kabupaten Supiori untuk bertemu Bupati dan Jajarannya.

(Red)