Jayapura, Papua, – Kunjungan kerja Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Prof. Yasonna H. Laoly di Provinsi Papua menjadi suplemen baru untuk meyakinkan Masyarakat di Tanah Papua akan Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual (KI) untuk menggali potensi kekayaan intelektual (KI) di wilayahnya, baik KI personal maupun komunal.
Hal itu disampaikan Yasonna saat membuka kegiatan bertajuk ‘Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Melayani Papua, Senin 22 Agustus 2022 bertempat di Sasana Krida Kantor Gubernur Provinsi Papua, Jayapura.
Yasonna mengatakan, KI dapat menjadi salah satu pilar penopang pembangunan dan peningkatan ekonomi, khususnya ekonomi di tanah Papua. Mengingat tanah Papua telah dianugerahi keanekaragaman budaya dan sumber daya alam yang melimpah dan dinilai unggul oleh dunia.
“Saya memberikan semangat kepada jajaran Pemerintah Provinsi Papua agar terus menggali potensi baik KI personal maupun KI komunal. Terus berkreasi, berkarya dan berinovasi serta bersama-sama memahami pentingnya pelindungan KI. Jaga kualitasnya, kembangkan dan buat semakin bernilai ekonomi tinggi,” ujarnya.
Pada Moment yang sangat berharga tersebut juga hadir Sosok yang tak asing lagi bagi Masyarakat di Tanah Papua, Sekretaris Lembaga Riset Papua Don A.L. Flassy, MA yang juga banyak memberikan sumbangsih pemikirannya melalui tulisan-tulisan hebatnya.
Maha karya yang Ia ciptakan melalui Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Papua kemudian didaftarkan sebanyak 30 Buku dengan salah satu bukunya yang sangat digemari Masyarakat Tanah Papua berjudul “Itu Dia Papua Memulihkan Jati Diri”.
Juga buku lainnya yang ditulis Don Flasi berjudul “Aspek dan Prospek Seni Budaya Papua Berisikan Wilayah Budaya di Papua”. sertifikat Pencatatan Hak Cipta dari Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham RI, tertanggal 25 Februari 2014 silam.
Hari ini, pada Senin 22 Agustus 2022 di tengah semarak Acara Akbar yang dikemas “Kemenkumham Melayani Tanah Papua” Sekretaris Lembaga Riset Papua (2008) Don A.L. Flassy menerima Sertifikat Pencatatan Hak Cipta berjumlah 30 Buku tulisannya.
Don Flasi menerima Sertifikat diserahkan langsung oleh Plt. Dirjen Kekayaan Intelektul (KI) Razilu dengan sambutan tepuk tangan dari seluruh hadirin yang hadir di Sasana Krida Provinsi Papua.
Anthonius M. Ayorbaba, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Papua mengucapkan Apresiasi dan Terima Kasih kepada Drs. DON A.L. FLASSY, MA karena telah bekerja sama untuk tergerak mendaftar hasi karyanya melalui Buku yang ditulis dengan mengawali sebuah Penelitian di Belanda & Tanah Papua serta Menulis Buku tentang Aspek Dan Prospek Seni Budaya Papua Berisikan Wilayah Budaya di Papua.
Anthonius Ayorbaba mengungkapkan, Penelitian ini, harus di gunakan dalam berbagai pendekatan Pembangunan di TANAH PAPUA, sehingga Penyebutan Pembagian 7 Wilayah Adat selama ini, harus diluruskan karena yang benar adalah 7 Wilayah Budaya Papua, karena terdapat 7 Unsur yang masuk dalam alasan kenapa bukan “7 Wilayah Adat” melainkan “7 Wilayah Budaya Papua” dengan 9 Riset dan penelitian diantaranya, Agama, Bahasa, Kesenian, Mata pencaharian, Pemerintahan yang didalamnya terdapat adat, Alat-alat pakai Rumah Tangga, Kekerabatan (Kuncoro Ningrat) dan 2 tambahan pemikiran Don Flassy yakni Manusia & Lingkungan.
Don Flassy sedikit bernostalgia alasan berdirinya Lembaga Riset Papua, Praat niet over Papua zonder kennis van land en volk (Jangan bicara soal Papua tanpa tahu tentang tanah dan penduduknya).
Menurut Don Flassy, Wilayah Tanah yang sangat luas membuat Papua pulau terbesar ke dua di dunia.
Wilayah daratan merupakan daerah bergunung-gunung namun kaya dengan hutan hujan tropis (tropical rain forest) yang masih perawan menantang untuk dijelajahi dan menarik untuk diteliti. Puncak Jaya (Carstenz Pyramid) merupakan puncak yang senantiasa diselimuti salju abadi yang di bagian selatannya terdapat Taman Nasional Lorentz seluas 21.500 km2 adalah salah satu kawasan konservasi terluas dan bervariasi di dunia.
Terdapat ragam kekayaan hayati yang tersebar di sejumlah ekosistem mulai dari daerah berawa di pantai selatan sampai ke puncak gunung yang tingginya 4000 m di atas permukaan laut. Dari daratan mengarah ke laut tertata keunikan ekosistem terumbu karang, pesisir pantai, laut dangkal maupun laut dalam dan samudera.
Ada pula Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Ekosistem Kepulauan Raja Ampat, Ekosistem Kepulaian Padaido di Biak, pula Ekosistem Estuaria hutan mangrove Teluk Bintuni dan Ekosistem mangrove yang menyebar mulai dari Mimika sampai ke Merauke, kesemuanya menyimpan sejumlah rahasia alam yang perlu diteliti dan diungkapkan. Terdapat sekitar 251 suku bahasa dalam “7 Wilayah budaya” merupakan objek riset yang sangat unik.
Dikatakannya di masa Gubernur Jaap Pervida Solosa sempat dihadirkan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BALIT-BANGDA) sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Pada periode ini mulai tampak formasi jabatan menjadi Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional. Dengan adanya formasi jabatan itu maka para pegawai beroleh kesempatan memilih termasuk dalam hal ini menjadi Pejabat Fungsional Peneliti yang kebanyakan berada di BALITBANG dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), namun hanya bertahan sampai 5 tahun berlangsung masa pemerintahan periode ini karena lalu dilebur tahun 2008.
Tahun 2008, dengan terpilihnya kembali Barnabas Suebu menjadi Gubernur Provinsi Papua tahun 2006, idealisme ini diangkat kembali dengan memanggil 3 tokoh yaitu Johsz R. Mansoben, Nafi Sanggenafa, dan Don A. L. Flassy merangkum dan mengembangkan pikiran memulai idealisme untuk bangkit kembali wadah Penelitian dalam arti dan pemahaman yang luas mencakup berbagai kepentingan bidang ilmiah dan yang dapat diimplementasikan bagi kebijakan pemerintahan dan pembangunan juga bagi kehidupan sehari-hari.
Anthonius M. Ayorbaba berharap maha karya Don Flassy ini harus mendapat respon dari Pemerintah Daerah, DPRP, MRP untuk mendukung apa yang telah ditulis Don Flassy mengenai Pelurusan 7 Wilayah Budaya di Tanah Papua.
Usai Menerima langsung 30 Sertifikat Pencatatan Hak Cipta dari Bukunya, Don Flasi mengaku senang dan bangga akan kerja cepat dan kerja Inovasi Kemenkumham RI yang semakin nyata.
“Harapnya semoga dengan Kemenkumham melayani Tanah Papua, Layanan Publik menyentuh Masyarakat semakin digelorakan dan benar-benar Masyarakat memperoleh manfaat wujud dari kehadiran Negara,” tutupnya.
(Red)