KABARINDO.ID – Transfer Knowledge merupakan salah satu program di Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang untuk berbagi ilmu pengetahuan/wawasan/pengalaman yang didapat pegawai melalui kegiatan diklat/bimtek/sosialisasi/pertemuan lain yang diikutinya dalam penugasan kedinasan yang sudah dilaksanakannya.
Transfer Knowledge kali ini membahas mengenai materi tentang Manajemen Krisis Komunikasi yang disampaikan oleh Endang Margiati (Kasi Binadik) dan anggota humas Inas Tri Rahayu yang telah mengikuti kegiatan Pembentukan Agen Informasi dan Publikasi Pemasyarakatan “Manajemen Komunikasi Krisis Pemasyarakatan” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dilanjutkan dengan materi tentang Kehumasan dan Keprotokolan yang disampaikan oleh Anggota humas Arief Alramdani beserta Septi Marni yang telah mengikuti kegiatan Pelatihan Kehumasan dan Keprotokolan yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenkumham Sumsel.
Kalapas Perempuan Palembang Kemenkumham Sumsel, Ike Rahmawati membuka langsung kegiatan transfer knowledge yang diikuti oleh para pejabat struktural, serta seluruh JFT dan JFU pada Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang, yang dilaksanakan di Aula Laperang, Selasa (19/9/2023).
Dalam kesempatan ini, materi pertama yang disampaikan yaitu tentang manajemen krisis komunikasi. Pemateri menyampaikan bahwa krisis komunikasi terjadi saat respon terhadap krisis tidak dilakukan dengan baik sehingga membahayakan reputasi dan citra publik suatu organisasi atau pribadi.
Adapun langkah-langkah dalam penanganan krisis komunikasi di UPT Pemasyarakatan yaitu menerima atau mengumpulkan informasi terkait krisis dari berbagai sumber, melakukan self-assesment, melakukan klasifikasi level krisis, melakukan tindakan persiapan penanganan krisis, dan melakukan penanganan krisis secara berkala.
“Krisis komunikasi ini perlu penanganan dan evaluasi secara berkala, hal ini agar krisis yang ada dapat menjadi kesempatan kita untuk menjadikan Lapas Perempuan Palembang ini memiliki citra dan reputasi yang baik bagi masyarakat,” pungkas Inas selaku pemateri.
Selanjutnya yaitu penyampaian materi terkait kehumasan dan keprotokolan yang disampaikan oleh Arief dan Septi. Adapun materi yang disampaikan yaitu mengenai public speaking, service excelent dan manner, keprotokolan, dan content production. Materi ini sangat berkaitan erat dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan publik.
“Agar pelayanan yang diberikan dapat diterima secara optimal oleh pengguna layanan, perlu diaplikasikan 4 poin tersebut oleh seluruh pegawai,” tutur Arief.
Usai pemaparan dari pemateri, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dengan adanya kegiatan ini, harapannya seluruh pegawai di Lapas Perempuan Palembang dapat membekali diri dan menambah pengetahuan meskipun tidak mengikuti kegiatan diklat secara langsung.
Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang, Ike Rahmawati menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan dampak positif bagi pegawai yang belum mendapatkan kesempatan mengikuti Diklat/Bimtek/Sosialisasi.
“Apa yang diperoleh pegawai dalam Diklat/Bimtek/Sosialisasi yang diikutinya, harus ditularkan kepada pegawai lain melalui pemaparan, agar yang bersangkutan dan pegawai lainnya dapat mengimplementasikan pengetahuan yang diperolehnya,” ujar Ike.
(Red)